Uskup Surabaya Berpesan Suara Rakyat Tidak Dikotori Kekerasan

by -16 Views
banner 468x60


Jakarta, CNN Indonesia

banner 336x280

Uskup Surabaya Mgr. Agustinus Tribudi Utomo menyampaikan pesan kepada warga, terutama umat Katolik di Keuskupan Surabaya, mengenai situasi terkini di masyarakat.

Ia berpesan supaya warga yang melakukan aksi massa tidak mengotori tuntutannya dengan hal-hal bersifat kekerasan dan pengrusakan. Sebab, fasilitas umum yang dirusak itu dibangun dengan pajak rakyat.

“Menyikapi situasi terakhir ini, saya berharap bahwa keprihatinan yang mulia, niat baik Anda, supaya hendaknya tidak dikotori dengan kekerasan, dengan pengrusakan,” ujarnya dalam keterangan terbuka, Minggu (31/8).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

“Karena fasilitas-fasilitas negara, fasilitas-fasilitas umum juga dibayar, dibangun dengan biaya rakyat. Dibangun dengan pajak Anda,” lanjut Agustinus.

Uskup Surabaya itu kemudian meminta warga serta umat Katolik agar menyampaikan aspirasi dengan damai dan penuh ketenangan. Agustinus juga mengimbau semua pihak memegang prinsip antikekerasan.

Selain itu, pesan turut ditujukan kepada pejabat dan anggota legislatif yang tengah ramai disorot rakyat. Agustinus meminta pemerintah maupun anggota DPR segera menemukan solusi terbaik menangani situasi terkini di masyarakat.

Ia juga menilai pemecahan masalah itu perlu dituntaskan secepatnya karena suasana kian memanas sehingga berpotensi merugikan masyarakat dan bangsa Indonesia.

“Kepada para pejabat, para wakil rakyat, semoga untuk segera mendapatkan solusi, menemukan pemecahan masalah yang terbaik bagi situasi masyarakat, karena gejala kekerasan tampaknya sudah semakin meningkat dan kita semua perlu mewaspadai,” ujar Agustinus.

“Jangan sampai ini menjadi bias yang akhirnya yang rugi adalah rakyat sendiri, yang rugi adalah bangsa sendiri,” sambung Uskup Surabaya itu.

Surabaya menjadi salah satu titik aksi massa yang terus berlangsung selama beberapa hari terakhir. Pada Sabtu (30/8) malam, unjuk rasa juga kembali terjadi di sekitar Gedung Negara Grahadi.

Gedung yang dijaga TNI itu dipenuhi massa yang berkumpul di sepanjang Jalan Gubernur Suryo dan Jalan Basuki Rahmat. Jelang tengah malam, polisi kemudian menembakkan gas air mata untuk membubarkan massa.

Ribuan massa yang memadati Jalan Gubernur Suryo langsung lari berhamburan. Begitu juga para awak media.

Sementara itu, aspirasi yang dibawa dalam demo awalnya terkait penolakan tunjangan rumah anggota DPR RI senilai Rp50 juta per bulan. Namun, situasi memanas dan demo pun meluas usai tewasnya Affan Kurniawan.

Driver ojek online (ojol) itu tewas setelah dilindas kendaraan taktis Brimob. Aksi massa berlanjut di Jakarta hingga kota-kota lainnya, termasuk Solo, Kediri, Bandung, Makassar, hingga Yogyakarta.

(fea/frl/fea)


[Gambas:Video CNN]

banner 336x280

No More Posts Available.

No more pages to load.