
REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG BARAT — Aktivis Lingkungan, Eka Santosa menyoroti kebijakan Pemprov Jabar yang memperpanjang penggunaan TPA Sarimukti di Cipatat, Kabupaten Bandung Barat (KBB). Menurutnya, tempat pembuangan sampah dari wilayah Bandung Raya itu seharusnya sudah ditutup.
“Iya lah ditutup. Kalau TPA Sarimukti udah jelas itu overload, krodit dan pencemarannya luar biasa dan, terus hutan akan diperluas gitu kerusakan lingkungannya,” ujar Eka di Kabupaten Bandung Barat, Kamis (19/6).
Ketua Forum Penyelamat Hutan Jawa itu juga mempertanyakan alokasi anggaran sebesar Rp 18 miliar khusus untuk TPA Sarimukti. Menurut Eka, perpanjangan penggunaan lokasi akhir pembuangan sampah itu hanya akan menambah kerusakan lingkungan.
“Bukan hanya kecewa tapi mempertanyakan tanggungjawab secara moral dan politis dari Pemprov Jabar terkait pengelolaan sampah Bandung Raya. Jadi kalau sekarang pengalokasian itu untuk apa? Apa hanya untuk memperkuat kerusakan lingkungan di situ atau untuk apa?” katanya.
Seharusnya, kata dia, Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi bersama Pemprov Jawa Barat menggunakan anggaran itu untuk mempercepat operasional Tempat Pengolahan dan Pemrosesan Akhir Sampah (TPPAS) Legoknangka di Nagreg, Kabupaten Bandung.
“Yang harus menjadi perhatian pemerintah provinsi adalah berfungsinya Legoknangka dan itu tanggung jawab mereka juga. Kenapa dana itu tidak digunakan untuk mempercepat Legoknangka yang jelas-jelas dipersiapkan untuk TPA,” kata Eka.
Eka menyarankan Pemprov Jabar untuk menggunakan konsep menyeluruh dalam mengelola sampah di Bandung Raya. Seperti mengubah pola pikir masyarakat, mengedukasi masyarakat, mengubah sampah menjadi nilai ekonomi hingga bisa menciptakan lapangan pekerjaan.
Sebelumnya, Sekretaris Daerah Pemprov Jabar Herman Suryatman mengatakan kondisi TPA Sarimukti saat ini masih banyak kekurangan dan harus segera dibenahi. Alokasi anggaran yang disiapkan akan digunakan untuk sejumlah kekurangan infrastruktur dan lainnya. “Kami alokasikan Rp 18 miliar untuk pengelolaan limbahnya,” ujar Herman.
Ia berharap pengelolaan limbah semakin ideal dan berada di bawah ambang batas pencemaran. Pihaknya juga fokus membenahi kolam stabilisasi, kolam aerob dan anaerob serta penurun nitrogen dan air stripping. “Mudah-mudahan akhir tahun ya betul-betul limbah Sarimukti itu ideal,” kata dia.
Pihaknya juga melakukan perluasan zona 5. Dimana kondisi saat ini zona satu, dua sudah penuh termasuk zona 3 dan zona empat. “Nah, sekarang tanggal 18 ya bulan Juni ini, zona 5 mulai operasional,” kata dia.