Aktivitas Gempa Tangkuban Parahu Meningkat Jelang Libur Akhir Tahun

by -31 Views
by
banner 468x60


Ribuan masyarakat adat dari berbagai etnis, budaya, agama dan kepercayaan dari sejumlah daerah di Indonesia berkumpul dalam acara adat tahunan Ngertakeun Bumi Lamba di kawasan Gunung Tangkuban Parahu, Lembang, Kabupaten Bandung Barat, Ahad (22/6/2025). Dalam acara yang bertajuk Ngasuh Ratu Ngayak Menak, Ngaraksa Mandala Makuan Nagara ini peserta melakukan doa bersama untuk kedamaian dan keselamatan bangsa.

banner 336x280

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG — Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mencatat lonjakan signifikan aktivitas kegempaan Low Frequency (LF) di Gunung Tangkuban Parahu, yang meningkat tiga kali lipat hanya dalam kurun waktu 24 jam pada periode pengamatan 26 Desember 2025. Plt. Kepala Badan Geologi, Lana Saria, dalam keterangan yang diterima di Bandung, Sabtu (27/12/2025), mengungkapkan rekaman seismik pada tanggal 26 Desember 2025 mendeteksi 38 kejadian Gempa LF.

Angka ini melonjak tajam dibandingkan dua hari sebelumnya, yakni tanggal 24 dan 25 Desember, yang masing-masing hanya mencatat 10 kejadian per hari.



Peningkatan drastis kegempaan ini menjadi sorotan utama mengingat posisi Gunung Tangkuban Parahu sebagai destinasi wisata unggulan yang padat pengunjung di masa libur akhir tahun.

Meskipun tingkat aktivitas masih ditetapkan pada Level I (Normal), data deformasi tubuh gunungapi menunjukkan anomali yang patut diwaspadai.

“Data pemantauan EDM menunjukkan kecenderungan pola deflasi pada segmen Pilar-UPAS namun terjadi inflasi pada segmen Pilar-LERENG. Ini mengindikasikan adanya fluktuasi tekanan pada kedalaman dangkal di bawah tubuh gunungapi,” ujar Lana.

Kondisi fluktuasi tekanan dangkal ini, menurut Badan Geologi, menyimpan potensi bahaya tersembunyi. Meskipun pemantauan seismik pada nilai dV/V belum menunjukkan pola penurunan signifikan, yang artinya belum ada tekanan masif akibat kenaikan fluida besar ke permukaan, karakteristik erupsi Tangkuban Parahu seringkali bersifat freatik.

Erupsi freatik memiliki karakter khusus yang berbahaya bagi wisatawan yang berada terlalu dekat dengan kawah, di mana ia dapat terjadi secara tiba-tiba tanpa didahului gejala vulkanik yang jelas atau tanda-tanda peringatan dini yang kasat mata.

Secara visual, hingga 27 Desember 2025, aktivitas hembusan asap dari Kawah Ratu teramati berwarna putih dengan intensitas tipis hingga sedang, mencapai ketinggian 5-80 meter dari dasar kawah. Sementara itu, Kawah Ecoma menghembuskan asap setinggi 5-40 meter.

sumber : ANTARA


Advertisement

banner 336x280

No More Posts Available.

No more pages to load.