Asosiasi Masyarakat Terowongan dan Konstruksi Bawah Tanah Resmi Terbentuk

by -9 Views
by
banner 468x60

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Masyarakat Terowongan dan Konstruksi Bawah Tanah Indonesia (MTKBTI) resmi dibentuk dan menggelar acara inaugurasi pertama. Asosiasi ini lahir dari kebutuhan untuk menghadirkan ruang sinergi di tengah meningkatnya proyek-proyek pembangunan bawah tanah di Indonesia, seperti MRT Jakarta, Kereta Cepat Jakarta–Bandung, hingga rencana immersed tunnel menuju Ibu Kota Nusantara (IKN).

banner 336x280

Ketua MTKBTI, Weni Maulina, menjelaskan, organisasi ini menjadi wadah bagi para pelaku industri konstruksi bawah tanah untuk saling berkolaborasi, bertukar pengetahuan, serta menjembatani komunikasi dengan regulator. “Kami ingin agar pelaku industri konstruksi bawah tanah tidak berjalan sendiri. Ini wadah bersama untuk berdiskusi, mencari solusi, dan berkomunikasi dengan regulator seperti Kementerian PUPR, Kementerian Perhubungan, maupun Kementerian ESDM,” kata Weni, dalam siaran pers, Sabtu (1/11/2025).

Tidak ada kode iklan yang tersedia.

Saat ini, menurut Weni, MTKBTI telah menerima sekitar 130 aplikasi pendaftaran anggota individual. Mereka juga menargetkan merekrut 15 anggota korporasi pada tahun ini. Ke depan, asosiasi berkomitmen memperluas keanggotaan sekaligus mengembangkan program pelatihan dan sertifikasi untuk meningkatkan kapasitas para insinyur dan praktisi di bidang konstruksi bawah tanah.

“Kami ingin melahirkan individu dan engineer yang lebih berkapasitas, kompeten, dan mampu berkontribusi bagi negara,” kata Weni.

Dalam kesempatan itu, Weni juga menyoroti berbagai tantangan teknis yang dihadapi industri konstruksi bawah tanah di Indonesia. Tantangan ini terutama terkait kondisi geologi dan geoteknik yang bervariasi di setiap daerah. 

Ia menilai peningkatan kemampuan sumber daya manusia dan transfer teknologi internasional menjadi kunci untuk memperkuat sektor ini.  “Kami membuka ruang kolaborasi dengan insinyur mancanegara agar terjadi pertukaran ilmu dan pengalaman,” ujarnya.

Meski dihadapkan pada tantangan finansial dan teknis, Weni optimistis potensi industri konstruksi bawah tanah di Indonesia sangat besar. Dalam jangka panjang, sektor ini akan memberikan manfaat besar bagi pembangunan nasional. 

Dirjen Bina Konstruksi Kementerian Pekerjaan Umum (PU), Boby Ali Azhari, mengatakan pengerjaan proyek terowongan bawah tanah masih menghadapi sejumlah tantangan. Baik dari aspek teknis pekerjaan hingga kompetensi sumber daya manusia (SDM) di dalam negeri.

Pembangunan infrastruktur bawah tanah, kata dia, membutuhkan keahlian yang sangat spesifik dan berbeda dari bidang teknik sipil umum. Karena itu, peningkatan kompetensi dan sertifikasi tenaga ahli menjadi prioritas utama pemerintah.

“Kita membutuhkan insinyur dan tenaga ahli dengan spesialisasi tinggi. Kami telah menyiapkan program beasiswa magister spesialisasi di bidang struktur geologi dan terowongan untuk membangun generasi baru profesional terowongan,” kata Boby Ali Azhari saat membacakan sambutan Menteri PU Dody Hanggodo pada acara peluncuran MTKBTI. 

Boby mengatakan, pihaknya juga memperkuat program sertifikasi tenaga konstruksi. Hingga Oktober 2025, tercatat 30 profesional telah tersertifikasi sebagai Ahli Madya Perencanaan Terowongan Jalan, dan 24 lainnya sebagai Insinyur Muda Perencanaan Terowongan Jalan.

Selain tenaga perorangan, Boby juga menekankan pentingnya sertifikasi bagi badan usaha jasa konstruksi. Tercatat hingga Oktober 2025, terdapat 34 perusahaan yang telah memperoleh Sertifikat Badan Usaha (SBU) untuk klasifikasi Konstruksi Terowongan (KIKI 104). 

Pada kesempatan yang sama Arnold Dix, Past President The International Tunnelling and Underground Space Association (ITA-AITES) 2022–2025, mengtakan, pembangunan infrastruktur bawah tanah dinilai akan menjadi tonggak penting bagi masa depan kota-kota besar di Indonesia. Namun, proses menuju ke sana tidak mudah. Pada tahap awal pembangunan, masyarakat biasanya sulit melihat manfaat langsung dari proyek infrastruktur bawah tanah. 

“Tantangannya adalah bagi orang-orang yang berada di tahap awal  (ketika kota mereka mengalami gangguan dan melihat banyak uang dihabiskan untuk proyek bawah tanah)  mereka belum bisa membayangkan masa depan yang akan dibawa oleh sistem itu,” ujarnya.

Menurutnya, kritik terhadap lamanya pengerjaan dan gangguan di lapangan adalah hal wajar. Namun, negara-negara yang kini menikmati kota modern seperti London, New York, Beijing, atau Bangkok, juga pernah melewati masa sulit serupa. 

“Jika saya bisa, saya ingin semua orang di Indonesia melihat kota-kota itu. Mereka dulu mengalami gangguan besar, tapi sekarang menikmati kehidupan kota yang efisien, aman, dan ramah lingkungan,” katanya.

Arnold Dix menekankan, kunci utama bagi Indonesia adalah kesabaran dan konsistensi dalam melanjutkan pembangunan. Sistem bawah tanah bukan hanya tentang transportasi, tetapi juga perlindungan lingkungan, efisiensi ekonomi, dan peningkatan kualitas hidup masyarakat.

banner 336x280

No More Posts Available.

No more pages to load.