Banjir dan Longsor Mengintai DKI Jakarta, Warga Diminta Waspada

by -6 Views
banner 468x60

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengingatkan warga Ibu Kota untuk siaga menghadapi potensi banjir dan tanah longsor.

banner 336x280

Curah hujan tinggi yang terjadi sejak awal Juli 2025 berisiko memicu bencana serupa di wilayah padat seperti Jakarta.

“Bagi warga yang tinggal di daerah rawan longsor seperti lereng bukit, tebing curam, atau bantaran sungai diminta untuk selalu memantau kondisi lingkungan sekitar dan segera mengungsi ke tempat yang lebih aman jika hujan lebat mengguyur wilayah lebih dari satu jam disertai perubahan warna air sungai maupun suara gemuruh dari wilayah lereng atau perbukitan,” kata Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari, Ahad (6/7/2025).

BNPB juga meminta agar masyarakat tidak menyebarkan informasi yang tidak jelas sumbernya. “Ikuti arahan petugas di lapangan dan tidak mengikuti informasi yang tidak dapat dipertanggungjawabkan,” tegas Muhari.

Potensi bencana hidrometeorologi di Jakarta perlu diantisipasi, mengingat masih tingginya curah hujan dan banyaknya wilayah yang berada di bantaran sungai serta kawasan rawan genangan.

Pemerintah daerah diminta segera melakukan pemantauan sungai dan mempersiapkan jalur evakuasi jika kondisi memburuk.

Secara nasional, BNPB mencatat 5.195 kepala keluarga (KK) terdampak dan lebih dari 5.195 rumah rusak akibat banjir bandang dan tanah longsor di berbagai daerah dalam periode 5 hingga 6 Juli 2025. Sulawesi Selatan dan Jawa Barat menjadi wilayah paling terdampak.

Di Kabupaten Bantaeng, Sulawesi Selatan, banjir bandang yang terjadi pada Sabtu (5/7) pukul 03.00 WITA merusak 1.295 rumah, dua tanggul sungai, dua akses jalan, dan lahan pertanian.

Sebanyak 1.295 KK terdampak di Kecamatan Bantaeng, Bissappu, Uluere, dan Eremerasa. Air mulai surut pada Sabtu pagi, warga mulai membersihkan rumah masing-masing.

Banjir serupa juga melanda Kabupaten Bulukumba, Provinsi Sulawesi Selatan, pada hari yang sama.

Akibat luapan sungai setelah hujan deras, 1.950 rumah terdampak di empat kecamatan: Ujung Bulu, Ujung Loe, Gantarang, dan Bulukumpa. Infrastruktur rusak mencakup satu jalan utama, dua jembatan, dan dua tanggul.

Banjir juga menggenangi wilayah Kabupaten Bone dan berdampak pada 500 KK. Sembilan kecamatan terdampak, termasuk Palakka, Mare, Tonra, dan Kahu. Tiga jembatan dan satu bendungan rusak. Penanganan masih berlangsung hingga Sabtu (5/7/2025).

Di Kabupaten Sinjai, longsor terjadi bersamaan dengan banjir akibat hujan intens. Dua warga mengalami luka berat, ratusan rumah terendam, dan sejumlah fasilitas rusak.

Pemerintah daerah memperpanjang status tanggap darurat melalui Keputusan Bupati Sinjai Nomor 419 Tahun 2025 yang berlaku hingga 15 Juli 2025. Alat berat dikerahkan ke wilayah yang terisolasi.

Di Jawa Barat, tanah longsor di Kabupaten Bandung Barat menewaskan satu warga. Longsor terjadi pada Sabtu (5/7/2025), pukul 18.15 WIB di Desa Cikidang, Kecamatan Lembang. Tujuh keluarga atau 11 jiwa mengungsi. Satu rumah rusak berat, tiga rumah lainnya berisiko terdampak.

Sementara di Kabupaten Bogor, longsor melanda lima kecamatan: Dramaga, Kemang, Ciampea, Cibungbulang, dan Megamendung. Dua korban masih dinyatakan hilang.

Kerusakan mencakup enam rumah, satu tempat ibadah, satu akses jalan, dan dua tembok penahan tanah. Evakuasi di Desa Cipayung Girang belum bisa dilakukan karena tanah masih labil dan debit air Kali Ciesek masih tinggi.

BNPB mengimbau pemerintah daerah untuk rutin menyusuri sungai dan memperbarui peta risiko. Kesiapsiagaan penting terutama di wilayah padat seperti Jakarta yang memiliki banyak permukiman di bantaran sungai. Warga diminta tidak menunggu keadaan memburuk untuk mengungsi.

banner 336x280

No More Posts Available.

No more pages to load.