Brian Yuliarto, Mendiktisaintek Baru Peraih Habibie Prize 2024

by -12 Views
banner 468x60

Jakarta, CNN Indonesia

Brian Yuliarto resmi ditunjuk menjadi Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Mendiktisaintek). Ia dipilih menggantikan Satryo Soemantri Brodjonegoro di Kabinet Merah Putih.

banner 336x280

“Mengangkat profesor Brian Yuliarto sebagai MendiktisaintekKabinet Merah Putih dalam sisa masa jabatan periode 2024-2029,” demikian diumumkan di Istana Kepresidenan, Jakarta, Rabu (19/2)

Brian yang memiliki jabatan profesor itu merupakan akademisi dan peneliti yang telah lama berkarier di Institut Teknologi Bandung (ITB). Ia menjadi guru besar ITB dan berasal dari kelompok keahlian Teknologi Nano dan Kuantum Maju.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ia menjadi dosen bidang Teknik Fisika di Fakultas Teknologi Industri (FTI) ITB dan sudah berkiprah sejak 2006.

Menurut situs FTI ITB, Brian mengenyam pendidikan tinggi di berbagai universitas kelas wahid, mulai dari studi S1 jurusan Teknik Fisika di ITB pada 1999 lalu S2 program studi Quantum Engineering and System Science.

Brian menempuh pendidikan S3 di University of Tokyo pada 2002 dengan program studi Quantum Engineering and System Science.

Sebagai akademisi, Brian sudah menerbitkan ratusan artikel dan jurnal ilmiah. Sebagian publikasi itu juga terindeks Scopus, Sinta, hingga Google Scholar.

Brian juga aktif terlibat dalam berbagai macam proyek ilmiah sepanjang kiprahnya dalam dunia akademis. Berbagai proyek itu dikerjakan oleh Brian sejak 2008 hingga 2025.

Sebut saja Biosensor Plasmonik Berbasis Mesoporos Emas untuk Deteksi Penyakit Menular, Deteksi Covid-19 Berbasis Lspr dengan menggunakan Aptamer RNA, hingga Fabrikasi Material Nano Berporositas Tinggi Untuk Aplikasi Biosensor.

Ia juga tercatat telah mematenkan berbagai temuan menjadi Hak Kekayaan Intelektual. Beberapa di antaranya, yakni platform pemantauan kualitas udara hingga metode produksi material lembaran biomassa jamur menggunakan tubuh buah jamur basidiomycota.

Sebagian besar proyek dan penelitian yang dikerjakan Brian berkaitan dengan nano dan kuantum, terutama pengembangan teknologi biosensor.

Dedikasi itu membuat dirinya dianugerahi penghargaan Habibie Prize 2024. Brian Yuliarto mendapat penghargaan kategori Ilmu Rekayasa itu pada 5 Desember 2024.

Penghargaan Habibie Prize diberikan karena dedikasinya dalam pengembangan teknologi berbasis nanomaterial dan biosensor. Teknologi itu digunakan untuk mendeteksi penyakit hingga pemantauan lingkungan.

(tsa/frl)


[Gambas:Video CNN]


banner 336x280

No More Posts Available.

No more pages to load.