Cek Bus di Kawasan Wisata Lembang, Petugas Copot Klakson Telolet hingga Tes Urine Sopir

by -27 Views
by
banner 468x60

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG BARAT — Bus pariwisata di kawasan Lembang, Kabupaten Bandung Barat (KBB), Jawa Barat menjadi sasaran pemeriksaan atau ramp check petugas gabungan pada Kamis (25/12/2025) yang dipusatkan di Terminal Wisata Grafika Cikole (TWGC) Lembang.

banner 336x280

Pemeriksaan yang dilakukan personel Dinas Perhubungan KBB bersama pihak kepolisian itu dilakukan untuk memastikan armada bus yang digunakan layak secara teknis. Personel Badan Narkotika Nasional Kabupaten (BNNK) juga dilibatkan untuk memeriksan kondisi pengemudi bus.



Berdasarkan pantauan di lokasi, petugas Dinas Perhubungan didampingi polisi melakukan pemeriksaan satu per satu bus pariwisata baik secara fisik dari mulai kondisi sistem pengereman, ban dan lainnya hingga kelengkapan administrasi. Sedangkan sopirnya dilakukan tes urine oleh BNNK Bandung Barat.

“Kita hari ini ada pemeriksaan kelayakan bus pariwisata. Kalau sebelumnya kami datangi ke setiap PO di Bandung Barat, sekarang kita sasar di kawasan wisata,” ujar Kepala Dinas Perhubungan KBB, Mochammad Ridwan Evi di lokasi.

Total ada sekitar 10 unit bus dan elf yang dilakukan pemeriksaan. Hasilnya, semua unit diklaim dalam kondisi laik jalan semua. Hanya saja petugas masih menemukan adanya bus yang menggunakan klakson telolet atau basuri yang sudah dilarang karena bisa mengurangi fungsi pengereman.

“Tadi ada 1 bus yang kami temukan menggunakan klakson telolet. Kami langsung cabut karena kan itu memang tidak boleh,” kata Ridwan.

Ridwan menegaskan, pemeriksaan bus seperti ini sangat penting untuk memastikan kelaikan bus khususnya dimusim mudik dan libur lebaran ini. Sebab pada prinsipnya, kata dia, keselamatan dan keamanan penumpang menjadi prioritas pihaknya.

“Prinsipnya adalah kami mengutamakan keselamatan perjalanan setiap pemudik, wisatawan. Kami konsisten dengan kepolisian bahwa keselamatan itu paling utama,” kata Asep.

Kepala BNNK Bandung Barat AKBP Agus Widodo mengatakan, ada 12 sopir bus pariwisata yang dilakukan tes urine. Hasilnya, semua sopir itu dipastikan tidak terkontaminasi narkotika maupun obat-obatan terlarang. “Kami melakukan pemerikaan untuk memastikan sopir tidak dalam pengaruh narkotika dan obat-obatan terlarang. Hasilnya tidak ada yang positif,” kata Agus.

Agus menegaskan, pemeriksaan urine terhadap sopir bus ini sangat penting untuk memastikan kondisi mereka tidak terpengaruh narkotika dan obat-obatan terlarang. Sebab, kata Agus, dampak dari pengaruhnya sangat berbahaya ketika berkendara.

“Narkotika dan obat-obatan terlarang ini sangat berbahaya karena dapat mengganggu konsentrasi, mengurangi refleks, dan mengacaukan dalam pengambilan keputusan,” katanya.

banner 336x280

No More Posts Available.

No more pages to load.