
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Gemerlap lampu dan deru kendaraan di Jalan Braga, Kota Bandung, hari ini terasa sedikit berbeda. Di balik keriuhan akhir tahun, terselip sebuah simfoni kepedulian yang lahir dari rahim keprihatinan para alumni Fakultas Pertanian (Faperta) Universitas Padjadjaran.
Ahad (28/12/2025), sebuah panggung bertajuk “Satu Hati Untuk Sumatera dan Jabar” didirikan di Bragasky. Bukan sekadar hiburan akhir pekan, acara ini merupakan oase kemanusiaan yang sengaja diciptakan untuk merangkul saudara-saudara kita yang tengah dirundung duka di ujung barat Indonesia.
Duka yang menyelimuti sejumlah wilayah di Sumatera terasa begitu dekat di hati para alumni. Mereka tak ingin hanya diam terpaku melihat berita duka, melainkan memilih bergerak dan bersuara melalui nada.
Ketua Keluarga Alumni Faperta Unpad, Rudi Rubijaya, mengungkapkan bahwa inisiatif ini muncul secara organik dari rasa persaudaraan yang kuat. Baginya, luka yang dialami korban bencana adalah luka kolektif yang harus dibasuh bersama-sama.
“Sebagai bentuk aksi nyata kemanusiaan, kami menginisiasi gerakan penggalangan dana melalui konser musik ini,” ujar Rudi dengan nada penuh empati pada Sabtu (27/12/2025).
Musik dipilih menjadi bahasa universal untuk mengetuk pintu hati khalayak. Di panggung Bragasky, deretan musisi ternama tanah air hadir bukan untuk mengejar popularitas, melainkan untuk menyumbangkan suara bagi mereka yang kehilangan rumah dan sanak saudara.
Nama-nama besar seperti Rey dari “Nineball”, Dicky “Matta”, hingga musisi dari Bhumi Bandung dan Arnie “Twelve” turut serta. Mereka bersatu dalam harmoni, membuktikan bahwa industri musik memiliki sisi lembut yang mampu menggerakkan kepedulian massa.
Keriuhan acara ini dipandu oleh MC kawakan Joe P Project, yang dengan gaya khasnya berhasil menghidupkan suasana sekaligus mengingatkan esensi utama dari pertemuan tersebut: berbagi.
Kehadiran musisi lain seperti Prey “Walini T4u” dan Ukas “Samgo” menambah warna dalam gelaran amal ini. Setiap petikan gitar dan hembusan napas dalam lagu yang dibawakan adalah doa yang dilantunkan bagi pemulihan wilayah terdampak.
Dukungan pun mengalir deras dari berbagai lini, mulai dari jajaran pimpinan Universitas Padjadjaran, Pemerintah Kota Bandung, hingga Ikatan Alumni (IKA) Unpad lintas fakultas. Semua melebur dalam satu identitas, yakni kemanusiaan.
Bagi masyarakat yang tak sempat hadir namun ingin menitipkan harapan, pintu donasi dibuka lebar melalui rekening Bank BTN nomor 0000601501256138 atas nama Kusumiyati. Setiap rupiah yang masuk adalah napas baru bagi para korban.
Rudi menegaskan bahwa transparansi adalah kunci dari gerakan ini. Ia memastikan bahwa seluruh dana yang terkumpul tidak akan tersisa di panggung, melainkan terbang langsung menuju tangan-tangan yang membutuhkan di lokasi bencana.
Bantuan tersebut nantinya akan diwujudkan dalam bentuk logistik mendesak dan dukungan pemulihan jangka panjang. Harapannya, dapur umum dapat terus mengepul dan anak-anak di pengungsian bisa kembali tersenyum.
Melalui konser ini, Jalan Braga tidak hanya mencatat sejarah sebagai pusat gaya hidup, tetapi juga sebagai saksi bisu betapa kuatnya solidaritas alumni Faperta Unpad dalam merajut kembali puing-puing harapan di Sumatera dan Jawa Barat.
sumber : Antara













