Dedi Mulyadi Buat Kebijakan Wajibkan Siswa Bawa Plastik ke Sekolah Bisa Ditukar Bibit Ayam

by -5 Views
banner 468x60

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG– Gubernur Jawa Barat (Jabar), Dedi Mulyadi kembali membuat kebijakan baru. Yakni, berencana akan mewajibkan sekolah turut membantu menjaga lingkungan dengan memiliki tempat pengelolaan sampah mandiri.

banner 336x280

Para siswa, akan diwajibkan membawa plastik bekas atau sampah. Kemudian, akan ditukarkan dengan kebutuhan pokok, termasuk daging dan anak ayam. “Jadi anak-anak sekolah itu punya pengelolaan sampah. Saya sudah berencana nanti ke depan itu anak-anak bawa plastik ke sekolah ditukar sama teman. Ditukar sama daging, ditukar sama bibit ayam. Itu rencana saya,” ujar Dedi di Gedung Pakuan, dikutip Rabu (26/3/2025).

Dedi menilai, langkah tersebut dapat membeberkan pendidikan terhadap anak agar membentuk perilaku yang hemat dan memiliki semangat menabung. Sebab, saat ini sudah banyak para siswa-siswi yang justru memiliki hutang, padahal umurnya masih belia.

“Saya ingin dorong itu sehingga anak-anak sekolah itu nanti dia punya kekayaan. Dia punya kekayaan, dia punya tabungan. Tidak seperti hari ini. Anak-anak sekolah sudah punya hutang,” katanya.

Tindakan mengambil hutang ini, kata Demul, tidak terjadi secara tiba-tiba, melainkan ada beberapa faktor yang mendorong mereka untuk berhutang. Seperti, melakukan perjalanan study tour sekolah, kemudian harus berhutang demi wisuda sekolah dan beberapa hal lainnya.

Dedi mengatakan, dengan membuat program tersebut nantinya beberapa persoalan dapat terselesaikan. Apalagi, untuk larangan study tour sudah ada. Jadi, sekolah di Jabar dilarang untuk menggelar piknik ke luar provinsi.

“Hutang bekas studi tour. Hutang bekas wisuda sekolah. Hutang bekas kredit motor yang nabrak tetangga. Kemiskinan terjadi ya. Ini cara melakukan perubahan masalah,” katanya.

Selain itu, Dedi meminta pamerintah provinsi untuk tetap mendukung kemajuan ekonomi sektor tradisional, bukan hanya soal industri manufaktur. Menurutnya, bagi sebagaian masyarakat di wilayah Jabar, membangun ekonomi tradisional sangat aman dan tidak sepenuhnya tergantung kondisi ekonomi global.

“Orang bertani, beternak, kemudian mengembangkan perikanan di pedesaan. Jabar itu industri manufakturnya tumbuh tetapi itu riskan. Karena ada ketergantungan ekonomi masyarakat pada manufaktur itu. Manufaktur itu sangat tergantung oleh ekonomi global gitu loh,” katanya.

Sektor ekonomi tradisional juga dapat dimaksimalkan dari hulu hingga hilir. Nantinya, pupuk organik bisa dikembangkan untuk pertanian, sebagai pengganti pestisida. Dedi meyakini, ekonomi tradisional dapat menari di atas perang ekonomi global.

“Itu justru membangun kultur ekonomi yang kuat yang disebut kata saya adalah ekosistem ekonomi. Dan dia tidak tergantung pada ekonomi global. Bahkan dia bisa menari di atas gerakan ekonomi global gitu loh. Ketegangan Cina sama Amerika, itu bagi Mak Ichih yang ngurus doma sapi di desa tidak punya pengaruh,” paparnya.

banner 336x280

No More Posts Available.

No more pages to load.