Gelombang Demo di Daerah Hari Ini: Lampung, Makassar hingga Ambon

by -10 Views
banner 468x60

Daftar Isi


Jakarta, CNN Indonesia

banner 336x280

Demonstrasi masih terjadi di sejumlah kota di Indonesia mulai dari Bandung, Makassar, Lampung hingga Ambon, Senin (1/9) ini.

Ribuan massa demonstrasi ‘Aliansi Lampung Melawan’ menggeruduk kantor DPRD Provinsi Lampung, Kota Bandarlampung dengan membawa keranda jenazah, Senin (1/9).

Terlihat dua mahasiswa membawa sebuah replika keranda jenazah yang ditutupi kain putih bertuliskan ‘RIP Keadilan’ sebagai simbol matinya nurani DPR dan duka cita atas ketimpangan di Indonesia.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Massa gabungan dari berbagai elemen masyarakat mulai dari mahasiswa berbagai universitas, ojek online (ojol), ormas dan beberapa elemen masyarakat lainnya. Massa yang datang membawa bendera merah putih, organisasi kemahasiswaan, beragam poster menyindir DPR dan Polri hingga bendera anime One Piece.

Ribuan massa aksi dikawal oleh barisan Polwan yang ditempatkan di depan pagar jeruji besi gerbang utama Gedung DPRD Lampung. Tampak kawat berduri yang telah dipasang melintang di pintu utama gedung DPRD Lampung.

Koordinator aksi berkali-kali menyerukan agar tidak terpancing dan provokasi.

“Hati-hati kawan terprovokasi. Tetap satu komando, kita datang menyuarakan aspirasi masyarakat,” serunya dari atas mobil komando.

Sejumlah kendaraan taktis (Rantis) Brimob, mobil komando, dan mobil water cannon turut disiagakan dan terparkir di depan pelataran gedung kantor DPRD Lampung.

Selama unjuk rasa berlangsung, jaringan internet di kompleks gedung DPRD Lampung sulit diakses.

Sementara itu, aparat gabungan dari kepolisian dan TNI menangkap 3 pemuda yang diduga bawa bom molotov. Mereka diamankan saat berada di Jalan Kartini, Tanjungkarang Pusat, Bandarlampung.

“Benar, ada yang diamankan diduga sebagai provokator. Mereka diamankan, bukan massa aksi atau saat unjuk rasa melainkan di jalan. Saat ini masih dalam pemeriksaan,” kata Kabid Humas Polda Lampung, Kombes Pol Yuni Iswandari.

Di sisi lain, Gubernur Lampung, Rahmat Mirzani Djausal sempat meminta barisan massa aksi duduk bersama dan meminta polisi membuka kawat berduri yang sempat ingin dibongkar mahasiswa. Mirzani menyampaikan kepada massa aksi untuk menyampaikan aspirasinya atau tuntutan mereka secara langsung dengan tertib.

Demo di Bandung kecam Prabowo

Selain Lampung, ratusan mahasiswa yang tergabung dari berbagai organisasi, kembali menggeruduk Gedung DPRD Jawa Barat di Bandung, Senin (1/9). Aksi merespons pernyataan Prabowo soal aksi demonstrasi di berbagai daerah. Prabowo dinilai tidak menjawab tuntutan mahasiswa.

“Bahwasanya pemerintah saat ini masih belum becus untuk menyelesaikan permasalahan yang dimana seperti yang sudah kita dengar semua di media, bahwasanya Presiden Prabowo sampai saat ini malah menambahkan tingkat pengamanan yang lebih. Ini menandakan bahwasanya Pemerintah saat ini masih tidak mampu menyelesaikan hal-hal tersebut,” ungkap salah seorang mahasiswa M Rafli Salam, Kordinator Lapangan Cipayung Plus, disela-sela aksi.

Rafli menegaskan yang diterapkan oleh pemerintah dan aparat saat ini bisa kembali menyulut mahasiswa untuk turun ke jalan. Ada sejumlah tuntutan terkait dengan aksi saat ini, diantaranya reformasi Polri serta pencopotan Kapolri.

“(Jika tidak dicopot) Kita akan melakukan eskalasi massa yang lebih tinggi karena ini merupakan bentuk kekecewaan dari kita bahwasanya jika nanti DPRD tidak mau menghadiri kita, berarti mereka tidak ada kesanggupan untuk menerima aspirasi dari masyarakat,” katanya.

Ratusan mahasiswa yang tegabung dari berbagai organisasi, kembali turun jalan yakni ke Gedung DPRD Jabar, Senin (1/9). Aksi mereka dilatarbelakangi pernyataan Presiden Prabowo Subianto soal penjngkatan ekskalasi pengamanan usai ricuh unjuk rasa belakangan ini.Ratusan mahasiswa demo di DPRD Jabar, Bandung. Foto: CNN Indonesia/Cesar

Aksi di Ambon

Di sisi lain, aksi diwarnai kericuhan saat aparat menutup rapat pintu gerbang dan melarang massa masuk ke dalam gedung DPRD Maluku, Ambon. Namun, massa akhirnya berhasil menerobos pintu gerbang dan masuk ke dalam gedung DRPD sambil meneriakkan revolusi.

Koordinator aksi Adel menuturkan saat ini masyarakat tidak lagi percaya dengan kinerja institusi Polri di bawah Kapolri Listyo Sigit yang diklaim brutal saat melakukan pengamanan unjuk rasa. Adel juga menyoroti soal gaya hidup mewah sejumlah anggota DPRD Maluku.

Ia bilang gaya hidup mewah tak cuma berlaku bagi anggota DPR RI, namun juga anggota DPRD Maluku.

“Anggota DPR RI dan DPRD Maluku juga hidup mewah, rakyat hidup sengsara,” ucapnya di atas mobil komando

Dalam orasi, Adel juga meminta pembebasan dua warga adat Negeri Hayaz, Kecamatan Tehoru, Kabupaten Maluku Tengah yang membela hak-hak adat yang ditahan aparat setelah merusak fasilitas tambang pasir merah.

Sementara itu, Kapolda Maluku, Irjen Pol Dadang Hartono yang sempat duduk melantai bersama massa aksi depan pintu gerbang menegaskan bahwa institusi kepolisian mendukung penuh kebebasan berpendapat selama tidak anarkis.

Demo di Makassar kecam polisi

Sejumlah mahasiswa yang melakukan unjuk rasa di depan Polrestabes Makassar, Sulawesi Selatan, berakhir ricuh. Sejumlah mahasiswa ditangkap polisi. Massa sempat membakar ban bekas di depan kantor Polrestabes Makassar Jalan Ahmad Yani.

Setelah melakukan orasi, petugas langsung membubarkan paksa sehingga para pengunjuk rasa dikejar-kejar pihak kepolisian. Hingga berita ini diturunkan, belum diketahui jumlah mahasiswa yang ditangkap.

Kapolrestabes Makassar Kombes Pol Arya Perdana masih belum menyampaikan data soal penangkapan.

Sementara itu, ribuan mahasiswa dari berbagai kampus di Makassar, Sulawesi Selatan, menggelar aksi di bawah jembatan Flyover, Jalan AP Pettarani, Makassar. Demo menimbulkan kemacetan panjang kendaraan yang ingin memasuki pintu tol Reformasi.

Dalam orasinya, mahasiswa meminta agar tindakan intimidasi, kriminalisasi dan represi terhadap gerakan rakyat dihentikan.

“Sampai dengan hari ini aksi protes dijawab dengan gas air mata, peluru, dan penangkapan semena-mena. Negara seharusnya menjamin kebebasan berpendapat dan berkumpul, bukan menebar teror untuk membungkam suara rakyat,” kata orator aksi.

Mahasiswa juga menolak kebijakan kenaikan tunjangan anggota DPR RI yang tidak sesuai dengan kondisi rakyat hari ini yang kesulitan ekonomi.

“Kenaikan tunjangan DPR adalah wajah telanjang dari politik elitis yang jauh dari penderitaan rakyat. Di saat masyarakat terbebani oleh kenaikan harga, kebutuhan pokok, biaya kesehatan, dan pendidikan, para wakil rakyat justru menuntut kesejahteraan pribadi yang lebih besar,” jelasnya.

Pangdam XIV Hasanuddin, Mayjen TNI Windiyatno yang menemui ribuan mahasiswa memastikan situasi Kota Makassar dalam keadaan kondusif, meski masih ada kelompok mahasiswa yang melakukan aksi unjuk rasa. Ia mengatakan ada delapan titik unjuk rasa di Makassar. Selain itu dia memastikan tak ada penyusup.

“Ada di berbagai tempat yang tadi kita kunjungi. Kita pakai motor. Jadi kita keliling ada 8 titik. Alhamdulillah semuanya tertib, tidak seperti kemarin. Semuanya bisa mengendalikan diri dengan baik,” ungkapnya.

(zai/csr/mir/sai)


[Gambas:Video CNN]

banner 336x280

No More Posts Available.

No more pages to load.