Sejumlah anak bersimpuh pada ibunya saat mengikuti acara sungkem massal dalam rangka Hari Ibu bertajuk Untuk Ibu Terbaik di Dunia yang digelar Karang Taruna di Kelurahan Nyengseret, RW 5, Liogenteng, Kecamatan Astanaanyar, Kota Bandung, Senin (22/12/2025). Peringatan Hari Ibu yang digelar oleh warga RW 05 Kelurahan Nyengseret tersebut diisi dengan tradisi sungkem atau meminta maaf sebagai bentuk ungkapan bakti dan kasih sayang kepada orang tua.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Dalam Islam, ibu bukan sekadar sosok yang melahirkan kehidupan. Ia adalah jalan sunyi yang dilalui manusia sejak awal keberadaannya di dunia.
Dari rahimnya, seorang anak belajar tentang sabar, kasih, dan pengorbanan. Nilai-nilai itulah yang kelak menjadi fondasi keimanan.
Alquran berbicara tentang ibu dengan bahasa yang jujur dan penuh empati. Dan Islam tidak meromantisasi penderitaan ibu, tetapi mengakuinya sebagai pengorbanan nyata yang melahirkan kemuliaan.
Karena besarnya peran itu, perintah berbakti kepada ibu selalu diletakkan berdekatan dengan perintah bertauhid. Dalam Surat Al-Isra ayat 23, Allah SWT menegaskan:
وَقَضٰى رَبُّكَ اَلَّا تَعْبُدُوْٓا اِلَّآ اِيَّاهُ وَبِالْوَالِدَيْنِ اِحْسٰنًاۗ اِمَّا يَبْلُغَنَّ عِنْدَكَ الْكِبَرَ اَحَدُهُمَآ اَوْ كِلٰهُمَا فَلَا تَقُلْ لَّهُمَآ اُفٍّ وَّلَا تَنْهَرْهُمَا وَقُلْ لَّهُمَا قَوْلًا كَرِيْمًا
Artinya: “Tuhanmu telah memerintahkan agar kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah berbuat baik kepada ibu bapak. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berusia lanjut dalam pemeliharaanmu, sekali-kali janganlah engkau mengatakan kepada keduanya perkataan “ah” dan janganlah engkau membentak keduanya, serta ucapkanlah kepada keduanya perkataan yang baik.” (QS Al-Isra’ [17]:23)
Ayat ini menunjukkan bahwa bakti kepada ibu bukan hanya soal perbuatan besar, tetapi juga menjaga tutur kata, sikap, dan perasaan. Bahkan ekspresi kejengkelan sekecil apa pun dilarang.
