Kakorlantas Ungkap Skema Baru Arus Balik dari Bandung di Tol Japek

by -7 Views
banner 468x60


Jakarta

banner 336x280

Kakorlantas Polri Irjen Agus Suryo Nugroho mengungkapkan skema arus balik jalur pemudik dari Bandung, Jawa Barat di Tol Jakarta-Cikampek (Japek). Irjen Agus mengatakan skema ini baru diterapkan tahun ini.

“Kalau tol fungsional itu ada dua ya, yang Japek II selatan nanti akan menjadi jalur pemudik dari Bandung, yang biasanya crossingnya di (KM) 66, dia belum sampai ke (KM) 66 sudah diarahkan ke fungsi tol Japek Selatan, sehingga mengurangi crossing di 66 di Cikampek sudah tidak terlalu berat, ya terurai. Jadi langsung motong dari KM 76 itu langsung ke (KM) 34 dan 37, ini baru tahun ini,” ujar Irjen Agus saat berbincang dengan detikPagi, Kamis (13/3/2025).

Menurutnya dengan cara ini, pemudik yang dari Bandung saat arus balik tidak bertemu dengan pemudik di Trans Jawa. Dia mengatakan sudah mengecek kondisi lapangan terkait skema ini.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

“Sehingga nanti arus balik khususnya dari Bandung itu tidak crossing dengan dari Trans Jawa, jadi sebelum masuk Cikampek dia sudah dialihkan ke Cibatu, Cibatu nanti memang masih keluar di jalan arteri tapi sudah bagus, karena kemarin saya cek di lapangan warung-warung sudah banyak, tempat istirahat banyak,” katanya.

Dia meyakini dengan skema ini Tol Japek tidak akan terlalu padat. Dia juga mengatakan skema ini juga bisa mengurangi kepadatan rest area di KM 62.


ADVERTISEMENT

“Sehingga minimal Japek tidak terlalu berat, terus rest area 62 juga tidak terlalu full sehingga langsung dialirkan menuju exit 34, ya itu arus balik,” katanya.

Kakorlantas Irjen Agus Suryo Nugroho di detikPagiKakorlantas Irjen Agus Suryo Nugroho di detikPagi Foto: (Herianto/detikcom)

Penerapan Contraflow

Dalam kesempatan ini, Irjen Agus juga menjelaskan tentang teori perhitungan bagaimana contraflow dan one way diberlakukan. Dia mengatakan pemberlakuan one way dan contraflow itu berdasarkan teori.

“Kalau arus mudik kita nanti melihat kapasitas volume jadi ada traffic counting, ketika dilakukan contraflow itu ada teorinya, bukan prediksi tapi teori,” jelasnya.

“Bottleneck pasti terjadi dari lajur 4 menjadi 3, lajur 3 menjadi 2 bottleneck, tetapi di KM 50 ada radar itu dari Jasa Marga menghitung jumlah kendaraan melintasi, jadi ketika kendaraan itu sudah melintasi 5.000 sekian, itu sudah harus di contraflow,” katanya.

Dia mengungkapkan jika volume kendaraan sudah mencapai 6 ribu sekian maka pihaknya akan melakukan contraflow lajur dua. Menurutnya, penerapan skenario lalu lintas itu juga dihitung dari visi rasio jumlah kendaraan.

“Volume kendaraan sesuai traffic counting itu 6.400 itu udah contraflow lajur 2, jadi 5.000 sekian itu lajur 1, kalau udah 6.400 lajur 2, ini ada teorinya, disamping bottleneck ada arus meningkat itu dikaitkan dengan volume visi rasio daripada jumlah kendaraan dan lebar badan jalan,” pungkasnya.

(zap/imk)

Hoegeng Awards 2025

Usulkan Polisi Teladan di sekitarmu

Usulkan di sini

banner 336x280

No More Posts Available.

No more pages to load.