Kereta Cepat Whoosh Sampai Banyuwangi, Operator Bus Bakal Buntung? Ini Kata CEO redBus

by -34 Views
by
banner 468x60

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Rencana pemerintah menambah panjang rute kereta cepat Whoosh hingga ke Jawa Timur mendapat tanggapan dari CEO redBus global. Menurut perusahaan aplikasi pemesanan tiket online bus ini, mereka sangat mencermati langkah pemerintah itu, dan juga berkaca dari efek rute Whoosh saat ini Jakarta-Bandung ke bisnis transportasi.

banner 336x280

CEO redBus Prakash Sangam menanggapi pertanyaan Republika terkait dampak Whoosh ke bisnis aplikasi pemesanan tiket bus online. Presiden Prabowo Subianto pekan lalu memang mengatakan berencana memanjangkan rute Whoosh sampai ke Banyuwangi, Jawa Timur.

Prakash mengatakan, proyek Whoosh adalah proyek pemerintah yang besar dan jangka panjang. Karena itu, ia akan sangat memerhatikan perkembangan kebijakan proyek Whoosh ini ke depannya. Ia mengeklaim saat ini bisnis aplikasi pemesanan tiket bus online redBus tumbuh dengan baik, di tengah persaingan antar moda seperti kereta api, pesawat, maupun mobil pribadi.

Presiden Direktur redBus Indonesia Danan Christadoss menambahkan, bahkan saat Whoosh Jakarta Bandung diresmikan sampai saat ini, trafik bus maupun shuttle rute tersebut tidak terpengaruh. “Tiap moda memiliki konsumennya masing-masing, dan dari data redBus, rute Jakarta Bandung tidak terpengaruh Whoosh,” kata Danan.

Mengapa? Danan menjelaskan utamanya karena titik berhenti Whoosh yang dianggap kurang strategis ketimbang bus maupun shuttle. Untuk mencapai pusat Kota Bandung, Whoosh memang berhenti di luar, yakni di Stasiun Padalarang, kemudian dilanjutkan dengan komuter ke Stasiun Bandung.

Sebelumnya, Prakash mengeklaim mengalami pertumbuhan di atas 50 persen di pasar Indonesia selama tahun ini (year to date). Kondisi perekonomian yang banyak dikeluhkan sejumlah pihak, menurut redBus tidak memengaruhi layanan pemesanan tiket online mereka.

Secara spesifik Prakash memang tidak membuka data pertumbuhan bisnis apa saja yang mencapai di atas 50 persen. Ia hanya menyebutkan dua hal, yakni dari sisi pertumbuhan user redBus Indonesia dan dari sisi lalu lintas pemesanan bus, year to date 2025 sudah lebih tinggi ketimbang tahun lalu. “Sebanyak 50 sampai 60 persen,” kata Prakash.

redBus adalah perusahaan aplikasi pemesanan tiket bus terbesar di dunia. Ia berasal dari India, dan tersebar di banyak negara. Di Asia Tenggara, redBus beroperasi di Indonesia, Malaysia, Thailand, hingga Vietnam. Saat ini redBus juga mengembangkan sayap ke Amerika Latin, dengan membuka pasar di Ekuador dan nantinya Argentina.

Prakash mengatakan pasar Indonesia masih amat potensial. Ini karena dari sisi konsumen masih banyak yang memilih memesan bus secara langsung ke loket. Begitu juga dari operator bus, meski saat ini sudah ada lebih dari 200 operator bus yang bergabung di redBus, namun Prakash mengatakan secara total masih 50 persen operator bus yang konvensional belum mau melibatkan teknologi online.

banner 336x280

No More Posts Available.

No more pages to load.