Jalan Utama Penghubung Dua Kecamatan di Kabupaten Bandung Barat yang Tertutup Longsor (Ilustrasi)
REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG BARAT — Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bandung Barat (KBB) meminta masyarakat waspada terhadap dampak cuaca ekstrem yang diprediksi akan menerjang pada 18-25 Desember 2025. Cuaca ekstrem itu, dipicu dampak tidak langsung dari siklon tropis 93S yang melanda Samudera Hindia di bagian selatan Pulau Jawa.
“Menghadapi siklon dengan cuaca dari tanggal 18 sampai tanggal 25 Desember. Seperti rilis BMKG, Jawa Barat masuk wilayah yang masuk zona merah dampak siklon. Khusus di Bandung Barat kita juga menghadapi cuaca curah hujan dengan intensitas tinggi,” ujar Kepala Pelaksana BPBD KBB, Asep Sehabudin saat dihubungi, akhir pekan lalu.
Asep mengatakan, dari analisisnya, wilayah Bandung Barat yang terancam bencana hidrometeorologi imbas cuaca ekstrem terjadi di Bandung Barat bagian selatan. Analisis itu didasarkan pada kontur tanah yang labil dan peta kerawanan bencana di wilayah Bandung Barat.
“Daerah yang rawan itu Cipatat, Rongga, Cipongkor dan Gunung Halu. Karena geografisnya perbukitan, rawan longsor, dan ada pergerakan tanah. Walaupun resapan banyak di wilayah selatan, tapi tanahnya itu labil,” kata Asep.
Atas ancaman bencana hidrometeorologi akibat siklon 93S itu, Pemkab Bandung Barat sudah menyiapkan langkah-langkah mitigasi untuk menghadapinya. Sedangkan untuk penanggulangan bencana, Pemkab Bandung Barat sudah menetapkan status siaga darurat sejak awal musim hujan lalu.
“Tentu kita sudah memberikan warning dalam rangka siap siaga terhitung 1 Oktober samai dengan 30 April 2026 kita berstatus Siap Siaga Bencana Hidrometeorologi,” kata Asep.
BPBD juga, mengerahkan petugas untuk siaga saat hujan melanda wilayah Bandung Barat, perugas tangguh bencana di desa-desa juga disiagakan untuk penanganan pertama jika terjadi bencana. “Menyangkut dengan prakiraan curah hujan yang akan meningkat kita di Bandung Barat sudah mengimbau masyarakat sejak awal masuk musim penghujan,” kata Asep.
