Megawati Dorong KAA Jilid II: Evaluasi 70 Tahun hingga Penderitaan Palestina

by -8 Views
banner 468x60


Jakarta

banner 336x280

Presiden ke-5 RI sekaligus Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri berharap Konferensi Asia Afrika (KAA) ke-II digelar kembali. Diketahui, forum bersejarah sebelumnya digelar pada 18 April 1955 silam.

Hal itu disampaikan oleh Ketua DPP PDIP Bidang Luar Negeri, Ahmad Basarah, saat membuka diskusi bertajuk ‘Dari Bandung Untuk Dunia, Warisan Bung Karno Untuk Asia-Afrika dan Keadilan Sosial Global’. Dia menyebut hal itu dalam rangka menjaga semangat dan nilai perjuangan dalam Konferensi Asia-Afrika.

“Ibu Megawati menyerukan agar para pemimpin bangsa-bangsa Asia-Afrika saat ini dapat menyelenggarakan kembali pertemuan pemimpin bangsa-bangsa Asia-Afrika, untuk mengevaluasi 70 tahun perjalanan Konferensi Asia-Afrika yang telah menjadi pondasi kemerdekaan bangsa-bangsa Asia-Afrika,” kata Basarah di Kantor PDIP Perjuangan, Jakarta Pusat, Sabtu (26/4/2025).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Megawati, kata dia, secara khusus memberikan perhatian bagi bangsa-bangsa Asia-Afrika yang belum merdeka. Begitu pula yang belum berdaulat dalam arti yang sesungguhnya.

Megawati, kata dia, prihatin atas konflik kekerasan antara Palestina dan Israel yang masih terjadi hingga kini. “Terutama bagi nasib Bangsa Palestina yang hingga saat ini masih mengalami penderitaan akibat penjajahan bangsa Israel,” ucap Basarah.


ADVERTISEMENT

Menurut putri Presiden ke-1 RI Sukarno (Bung Karno), penyelenggaraan Konferensi Asia-Afrika jilid II dapat menghasilkan putusan monumental. Apalagi konflik dan ketegangan geopolitik masih terus berlangsung.

“Ibu Megawati menyatakan penyelenggaraan Konferensi Asia-Afrika jilid ke-2 tersebut diharapkan dapat menghasilkan keputusan-keputusan monumental dalam merekonteksualisasikan semangat dan nilai-nilai Dasasila Bandung mengingat situasi geopolitik internasional saat ini ditandai oleh semakin meningkatnya ketegangan antarbangsa, baik yang bersifat bilateral, regional, maupun internasional,” ungkapnya.

Pada kesempatan yang sama, Basarah juga menerangkan sejarah penyelenggaraan Konferensi Asia-Afrika. Gelaran itu dilakukan karena kesamaan nasib negara-negara Asia dan Afrika yang baru merdeka untuk menegaskan tak ada lagi kolonialisme dan imperialisme.

Dia menyebut, kala itu dalam pembukaan Konferensi Asia-Afrika, Bung Karno melahirkan semangat baru bagi negara-negara Asia-Afrika. Termasuk dalam memperjuangkan kemerdekaan sejati.

“Bung Karno menyatakan perdamaian adalah perasaan penting bagi kemerdekaan. Sebab tanpa perdamaian kemerdekaan akan kehilangan makna dan nilai,” ucap Basarah.

“Prinsip inilah yang kemudian menjadi nafas dari Nasisila Bandung. Sepenuh prinsip fundamental yang hingga hari ini tetap relevan dalam hubungan antarbangsa dan menjadi fondasi dari prinsip hubungan berdampingan secara damai,” pungkasnya.

(ond/aud)

Hoegeng Awards 2025

Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

Selengkapnya

banner 336x280

No More Posts Available.

No more pages to load.