ahmad adib
Agama | 2025-10-09 22:27:54

Latar Belakang
Gerakan dan pemikiran pembaruan keagamaan selalu menjadi bagian penting dalam sejarah perkembangan tradisi Islam. Para tokoh hadir untuk melakukan renovasi kepercayaan, pengetahuan, maupun praktek keberagamaan masyarakat Muslim. Pembaruan dan modernisasi Islam di tanah Pasundan dipengaruhi oleh berbagai dinamika politik, sosial, Pendidikan, dan ekonomi. Proses ini mencerminkan kebutuhan ajaran Islam untuk beradaptasi dengan tantangan kontemporer sambil mempertahankan nilai-nilai Islam.
Pembaruan dan modernisasi Islam di Jawa Barat tidak hanya berlangsung di ranah teologis keagamaan, melainkan juga terhadap ranah politik, sosial, pendidikan, dan ekonomi. Di bidang politik misalnya, muncul partai-partai Islam, ormas keagamaan dan keterlibatan ulama dalam kebijakan publik yang mencerminkan transformasi peran Islam dalam sistem demokrasi. Perubahan sosial yang didorong oleh modernisasi telah menyebabkan pergeseran pola perilaku dan interaksi sosial, yang mendorong masyarakat lebih aktif dalam upaya reformasi. Di sector Pendidikan menunjukkan geliat reformasi melalui integritas nilai-nilai Islam dalam kurikulum formal dan nonformal, serta peningkatan akses dan kualitas terhadap Pendidikan Islam. Munculnya konsep ekonomi Syariah, kewirausahaan Islami, menjadi indikator penting dalam proses modernisasi Islam yang berkelanjutan dalam aspek ekonomi.
Melalui kajian ini, pembaruan dan modernisasi Islam serta dampak yang terjadi terhadap masyarakat yang berada di Jawa Barat sangat penting untuk dipahami. Dengan menggali dimensi politik, sosial, Pendidikan, dan Ekonomi, diharapkan dapat ditemukan pola-pola yang tidak hanya merefleksikan perkembangan lokal, tetapi juga berkontribusi pada diskursus keislaman konteks yang lebih luas. Dengan demikian, pembaruan Islam di tanah Pasundan bukan hanya tentang perubahan doktrinal, tetapi juga transformasi menyeluruh dalam cara pandang, cara hidup, dan cara umat Islam berkontribusi dalam membangun peradaban yang berkeadaban. Gerakan ini terus berkembang seiring zaman, menjadikan Islam sebagai kekuatan moral dan intelektual yang relevan dalam menghadapi tantangan zaman modern.
Metode
Dalam menguraikan Pembaruan dan Modernisasi Islam di Tanah Pasundan penulis menggunakan metode komentar dan catatan. Dengan menggunakan pendekatan historis penulis akan menguraikan Dinamika Politik, Sosial, Pendidikan dan Ekonomi dalam proses pembaruan dan modernisasi Islam di Tanah Pasundan. Penulis percaya bahwa Politik, Sosial, Pendidikan dan Ekonomi merupakan bagian penting dari pertumbuhan dan perkembangan ilmu pengetahuan secara keseluruhan. Oleh karena itu, mempelajari perkembangan ilmu pengetahuan secara menyeluruh berarti mempelajari ilmu dengan yang sebenar-benarnya. Sehingga dapat digunakan sebagai acuan untuk memprediksi dan meningkatkan Pendidikan dan ilmu pengetahuan di masa mendatang.
Islam di Tanah Pasundan
Islam menjadi agama yang paling banyak di anut masyarakat Jawa Barat (Sunda) saat ini. Hal ini terbukti dari Badan Pusat Statistik (2021) jumlah penduduk yang berjumlah sekitar 48 Juta jiwa di dominasi oleh Agama Islam (97,22 %), Protestan (1,83%), Katolik (0,65%), Buddha (0,22%), Hindu (0,04%), Konghuchu (0,03%) dan kepercayaan lainnya (0,01%).
Cirebon, Banten, dan Sunda Kelapa menjadi daerah yang sangat penting dalam masuk dan berkembangnya Islam di Jawa Barat di masa-masa awal. Jika dilihat dari sisi geografisnya, Cirebon berada di pesisir Utara Jawa, atau di sebelah timur ibu kota Pajajaran. Penduduknya menghasilkan uang dengan menangkap udang dan membuat terasi. Muara-muara di sungai Cirebon yang sangat penting bagi Pelabuhan karena melayani pelayaran local, regional, dan bahkan internasional.
Masuknya Islam ke Jawa Barat melalui jalur perdagangan dan dakwah, terutama dari ulama dan saudagar dari Arab, dan Aceh. Penyebaran awal banyak dilakukan oleh Wali Songo, Khususnya Sunan Gunung Jati di Cirebon. Karakteristik Islam di Jawa Barat awalnya sangat kental dengan pendekatan sufistik dan sinkretis, namun dalam perkembangannya terjadi pergeseran menuju bentuk yang lebih modern seiring munculnya pembaruan dan modernisasi.
Modernisasi atau pembaharuan juga dapat disebut sebagai reformasi, yang berarti perombakan, membuat perubahan menjadi lebih baik, atau memperbaiki. Namun, Orang-orang Arab menyebutnya Tajdid, yang berarti pembaruan, dan orang yang melakukannya disebut Mujaddid, yang berarti memperbarui. Menurut arti bahasa al-i’adah wa al-ihya, “tajdid al-din” berarti mengagungkan dan menghidupkan kembali, dan “tajdid al-din” berarti mengembalikannya ke keadaan generasi Muslim Salaf awal. Tujuan dari Tajdid al-Din adalah untuk menghidupkan kembali dan membangkitkan pengetahuan dan tindakan yang ditemukan dalam Al-Qur’an dan Hadits.
Pembaruan Islam di Jawa Barat merupakan proses Panjang yang dipengaruhi oleh kondisi local dan global. Nahdhatul Ulama, Muhammdiyah, Persis melakukan pembaruan Islam di wilayah ini, yang menkankan pada pemurnian ajaran, rasionalisasi, serta modernisasi Pendidikan dan kehidupan sosial. Meskipun menghadapi tantangan dana cobaan, Gerakan ini telah membawa perubahan signifikan dalam kehidupan keislaman masyarakat Jawa Barat hingga saat ini.
Sosial dan Politik Islam di Pasundan (Jawa Barat)
Politik dan Islam adalah dua hal yang tidak akan pernah habis untuk dikupas oleh pencari benang merah “kebenaran”. Itu semua tergatung dari sudut mana memandang. Setidaknya ada 4 Golongan Islam, Islam Tradisionalis, Modernis, Revivalis dan Tarekat. Yang pertama ialah Islam Tradisionalis adalah Islam yang berfikir konservatif yang di desain pada abad Islam Golden age tahun 500an Hijriah. Yang kedua Islam Modernis adalah Islam yang fokus pada kegiatan sosial-keberagamaan. Yang ketiga Islam Revivalis adalah Islam mencoba bangkit dari Dark Age. Mengutamakan ajara yang langsung terkoneksi kepada Nabi dengan menyingkirkan ajara-ajaran berbau budaya local. Yang keempat adalah Islam Tarekat, Muslim yang mencari ketenangan hidup dan tujuan akhirat. Ideologi yang dianutnya harus berbanding lurus dengan ideologi yang sesuai dengan tarekatnya.
Menurut Zaki Mubarak, Islam secara demografi terdapat 3 bagian: Islam Metropolitan, islam Priangan, Islam Pantura. Islam Metropolitan merujuk pada bentuk praktik dan ekspresi keislaman yang berkembang di wilayah perkotaaan Jawa Barat, terutama kota besar seperti Bandung, Bekasi, Bogor, Depok. Konsep ini menggambarkan bagaimana umat Islam di daerah Urban mengadaptasi nilai-nilai Islam dengan gaya hidup modern dan kehidupan kota. Kelompok revivalis akan lebih mendominasi di daerah metropolitan, mereka mendominasi ruang public keislaman dengan cara-cara yang lebih digital dan efektif.
Yang kedua ialah Islam Priangan, mengacu pada perkembangan dan karakteristik penyebaran agama Islam di wilayah Priangan yang terletak di bagian selatan dan tengah Jawa barat, latar belakang sejarah nya terdapat dua kerajaan Islam penting yang aktif dalam penyebaran agama Islam ke pedalaman Jawa Barat ialah Cirebon dan Banten. PKB dan PPP menjadi daerah perebutan diantara kedua, karena Pesantren yang menjadi sentral dan indicator kemana arah politik di Priangan. Yang ketiga ialah Islam Pantura daerah yang sentiment politik keagamaannya lurus dengan nasionalismenya, maka dari itu kaum nasionalis di daerah ini banyak memenangkan pemilu atau pilkada.
Pendidikan
Pasca kemerdekaan Indonesia pada tahun 1945, muncul kesadaran akan pentingnya pendidikan yang dikelola secara kelembagaan. Indonesia mengalami penurunan sosial sebagai akibat dari ratusan tahun dijajah oleh Belanda dan Jepang. pendidikan, ekonomi, dan politik. Dengan mengetahui hal ini, para faunding fathers dan pelaku pendidikan bekerja dengan penuh semangat dan pikiran untuk mencari cara terbaik untuk keluar dari keadaan sulit ini. Mula-mula, mereka mendirikan pesantren sebagai lembaga pendidikan tradisional khas Indonesia, mengimbangi sistem pendidikan barat yang didirikan oleh Belanda. Mereka tidak puas dengan model lembaga tersebut, jadi mereka mendirikan lembaga pendidikan model madrasah sebagai alternatif. Ini bertujuan untuk menjembatani model pesantren dan model barat. Dunia pendidikan saat ini sering dikritik oleh masyarakat karena banyak siswa dan lulusan yang kurang terpuji. Banyak siswa terlibat dalam tawuran, tindakan kriminal, pencurian,
penodongan, penyimpangan seksual, penyalahgunaan narkoba, dan lainnya. tindakan buruk yang dilakukan oleh siswa tersebut membuat resah masyarakat dan apparat keamanan. Selain itu, ada peningkatan jumlah penganggur, yang sebagian besar adalah lulusan perguruan tinggi.
Pada tanggal 2 Maret 1950 di Jawa Barat Gerakan Pembaruan Pendidikan Islam (GUPPI) lahir sebagai organisasi yang memusatkan perhatiannya di bidang Pendidikan Dalam upayanya untuk memperbarui pendidikan, GUPPI berfokus pada konteks keindonesian. Karena pendidikan Islam masih sangat rendah dibandingkan dengan pendidikan umum di Indonesia, dan pendidikan dunia Islam secara keseluruhan. Berdiri sebagai lembaga pendidikan Islam, Gerakan Usaha Pembaruan Pendidikan Islam (GUPPI) adalah salah satu organisasi yang memperhatikan pendidikan di Indonesia. GUPPI lahir dimulai dari kebutuhan sejarah umat Islam bahwa pendidikan Islam, khususnya pendidikan pesantren, harus diperhatikan secara menyeluruh dan terarah sesuai dengan kebutuhan zaman yang semakin kompetitif.
Salah satu tujuan utama GUPPI adalah untuk mendorong perubahan pendidikan di Indonesia. Dalam kerangka pendidikan nasional, masalah utama yang dihadapi GUPPI adalah penerapan pendidikan Islam dengan mempertimbangkan kondisi masyarakat Indonesia, sehingga dilahirkan secara kontekstual dan bermanfaat bagi negara dan bangsa Indonesia. Meningkatkan infrastruktur, menambah tenaga guru, meningkatkan kesejahteraan guru honorer, dan menyesuaikan kurikulum dengan kurikulum yang berlaku oleh Departemen Pendidikan Nasional adalah semua upaya GUPPI untuk meningkatkan pendidikan. Mengembangkan organisasi untuk meningkatkan iman dan amal shaleh adalah bagian dari kontribusi GUPPI dalam upaya pembaruan Islam. membangun sistem nilai sosial nasional yang dapat menyaring dan mengantisipasi nilai-nilai budaya nasional dan internasional serta membangun sarana dan fasilitas untuk masjid dan musallah di sekolah kejuruan dan umum.
Ekonomi
Perkembangan ekonomi Islam di Indonesia mendapat respons positif dari berbagai pihak khususnya di jawa barat. Banyak organisasi kemasyarakatan Islam yang berkontribusi dalam perkembangan ekonomi Islam, salah satunya Nahdhatul Ulama (NU). Di antara pesantren yang selama ini menentang kolonialisme, ada yang membentuk pergerakan seperti Nahdlatut Wathan (Kebangkitan Tanah Air) pada tahun 1916 untuk menanggapi Kebangkitan Nasional. Taswirul Afkar, juga disebut Nahdlatul Fikri (Kebangkitan Pemikiran), didirikan pada tahun 1918 untuk memberikan pendidikan sosial politik dan keagamaan kepada kaum santri. Nahdlatut Tujjar (Pergerakan Kaum) muncul sebagai hasilnya. Perekonomian rakyat diperbaiki melalui serikat.
Taswirul Afkar berkembang menjadi lembaga pendidikan yang sangat pesat setelah munculnya Nahdlatul Tujjar. Itu juga berfungsi sebagai kelompok studi dan memiliki cabang di banyak kota.
PWNU Jawa Barat bertujuan untuk menegakkan ajaran Islam menurut pemahaman Ahlussunnah Wal Jama’ah di dalam masyarakat di bawah naungan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). dengan tujuan “Terciptanya Nahdlatul Ulama Jawa Barat sebagai organisasi massa keagamaan yang mandiri dan mashlahat bagi umat serta senantiasa mengawal terwujudnya masyarakat Jawa Barat yang lebih sejahtera, berkeadilan, dan demokratis atas dasar Islam Ahlus-Sunnah Wal-Jama’ah.” Melalui Misi:
(1) Melaksanakan Da’wah Islamiyah dan membimbing umat menuju masyarakat mutamaddin;
(2) Memperdayakan Pesantren dan meningkatkan kualitas pendidikan dalam mencerdaskan negara.
(3) Meningkatkan peran dalam membangun dan menjaga kelangsungan ekonomi umat yang berkeadilan.
(4) Meningkatkan peran sosial keagamaan untuk kesejahteraan masyarakat.
Kesimpulan
Pembaruan dan modernisasi Islam di Tanah Pasundan merupakan proses multidimensional yang terus berkembang seiring perubahan sosial dan tantangan global. Di bidang politik, keterlibatan tokoh-tokoh Islam dalam demokrasi menunjukkan pergeseran peran ulama dari pusat spiritual ke pengambil kebijakan. Secara sosial, pola hidup dan nilai-nilai Islam mengalami transformasi melalui peran ormas dan kelompok Islam. Dalam bidang pendidikan, munculnya GUPPI dan integrasi nilai Islam ke dalam kurikulum nasional merupakan bukti adaptasi sistem pendidikan terhadap kebutuhan zaman. Sementara itu, dalam sektor ekonomi, organisasi keagamaan seperti NU turut berkontribusi dalam pemberdayaan ekonomi umat melalui konsep ekonomi syariah dan pengembangan koperasi. Secara keseluruhan, pembaruan Islam di Jawa Barat bukan sekadar gerakan spiritual, melainkan sebuah proyek peradaban untuk menjadikan Islam sebagai kekuatan moral, intelektual, dan sosial dalam kehidupan modern.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.