REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG — Anggota DPRD Jawa Barat, Pradi Supriatna optimistis bahwa Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Provinsi Jawa Barat akan terus mengalami peningkatan signifikan dalam lima tahun ke depan. Hal ini seiring dengan komitmen pemerintah provinsi dalam mengakselerasi pembangunan kualitas sumber daya manusia secara terukur dan berkelanjutan.
“IPM bukan hanya soal angka, tetapi mencerminkan kualitas hidup masyarakat. Kita harus dorong agar akses terhadap pendidikan, layanan kesehatan, dan daya beli masyarakat semakin merata,” ujar Pradi kepada Republika.co.id, Jumat (11/7/25).
Berdasarkan data dalam dokumen rancangan RPJMD 2025–2029, IPM Jawa Barat tercatat meningkat dari 74,24 pada tahun 2023 menjadi 74,92 pada 2024. Meski begitu, capaian ini masih berada di bawah rata-rata nasional yakni 75,02.
Menurut Pradi, peningkatan kualitas hidup melalui tiga dimensi utama IPM, yakni usia harapan hidup, harapan lama sekolah, dan pengeluaran riil per kapita. Upaya pengentasan stunting, peningkatan mutu pendidikan, serta pemerataan pelayanan dasar menjadi fokus utama selama periode perencanaan.
“Kita dorong agar pembangunan manusia tak hanya terpusat di perkotaan. Kabupaten dan wilayah pelosok juga harus menjadi perhatian. Tanpa keadilan yang merata, IPM kita akan stagnan,” kata Pradi.
Ia juga mengapresiasi upaya Pemprov Jabar dalam merancang indikator pembangunan manusia yang lebih holistik, seperti peningkatan indeks perlindungan anak dan indeks pembangunan pemuda. “Kalau semua sektor berjalan sinergis, saya yakin target IPM Jabar bisa tembus ke angka yang lebih tinggi dan mendekati kategori sangat baik,” ujarnya.
Dengan langkah-langkah strategis dan evaluasi berkala, Pradi berharap kualitas hidup masyarakat Jawa Barat kian meningkat dan berdampak pada produktivitas serta kesejahteraan jangka panjang.
