
Logo Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), Jakarta, Rabu (3/12/2025).
REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG— Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) beserta Pengurus Cabang NU (PCNU) mendorong islah terkait konflik internal yang terjadi di tubuh PBNU.
Mereka pun meminta agar dilaksanakan muktamar NU sebagai solusi terbaik, konstitusional, dan bermartabat untuk mengakhiri polemik dan menjaga soliditas jam’iyyah.
Deklarasi langsung dibacakan oleh Ketua PWNU Jawa Barat KH Juhadi Muhammad dengan dihadiri 27 PCNU se Jawa Barat, Sabtu (20/12/2025). KH Juhadi mengatakan jati diri NU sebagai jam’iyyah yang lahir dari pondok pesantren.
Sehingga, ia menuturkan dalam setiap dinamika organisasi wajib mendengar dan menghormati nasihat muassis NU serta para kiai sepuh.
“Menyerukan islah (rekonsiliasi) demi persatuan, ukhuwah an-nahdliyah dan menjaga marwah Nahdlatul Ulama serta tidak melibatkan PWNU dan PCNU dalam konflik internal PBNU,” ucap dia, Sabtu (20/12/2025).
Ia menegaskan legitimasi kepemimpinan PBNU, yaitu KH Miftachul Akhyar sebagai Rais Aam PBNU dan KHYahya Cholil Staquf Ketua Umum PBNU sebagai mandataris Muktamar.
Pihaknya mendorong Muktamar NU sebagai solusi terbaik, konstitusional, dan bermartabat untuk mengakhiri polemik dan menjaga soliditas jam’iyyah. Yang dipimpin oleh mandataris muktamar Rois am KH Miftahul Ahyar dan ketua umum PBNU KH Yahya Cholil Staquf.
Ia menambahkan PWNU dan PCNU sudah mempunyai program sendiri. Oleh karena itu ketika terganggu dengan dinamika di PBNU di bawah pun ikut terganggu. Pihaknya meminta agar polemik itu segera diakhiri.












